Nur Ainun Magfira biasa dipanggil Fira, seorang gadis remaja yang awalnya terkenal dengan kenakalannya dan acuh tak acuh dengan pakaian yang ia gunakan bahkan ia sering mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh seorang wanita, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menutupi seluruh auratnya dengan bercadar, awalnya, sebelum ia memutuskan untuk bercadar, ia pernah berfikir bahwa wanita yang bercadar itu menakutkan, bahkan pernah terbesit dipemikirannya bahwa setiap wanita yang bercadar itu pasti sedang menyembunyikan sesuatu, tapi, semua pemikiran negative tentang wanita bercadar seketika hilang saat fira mendapatkan teman sekamar di Asrama putri tepat di Universitas Negeri Sultan Amay Gorontalo saat fira baru saja memulai status mahasiswanya.
Siapa sangka, proses berhijrahnya berawal dari tantangan teman lamanya yang bernama Iin, saat itu Iin memberikan tantangan agar Fira memakai jilbab syar’i setiap Fira pergi ke kampus dan dengan entengnya Firapun menyetujuinya, mengingat ia tipekal wanita yang sangat menyukai sebuah tantangan, hingga akhirnya ia mulai terbiasa dan mulai merasa nyaman “karna saya mulai merasa nyaman, jadi saya lanjutkan saja” tutur Fira.
Ketertarikannya dengan cadar berawal dari coba-coba, Fira sering menggunakan cadar milik seniornya yang tak lain teman sekamarnya saat seniornya tidak berada di lingkungan asrama, “saat pertama kali saya mencoba pakaian cadar senior saya, saya mulai merasa nyaman, merasa terlindungi dan saya merasakan kebebasan yang hakiki dari seorang perempuan” tutur sahabat saya fira saat saya menanyakan pengalaman pertamanya saat mencoba pakaian bercadar milik seniornya. Ya, memang benar kebebasan seorang perempuan hakikatnya ketika ia menutup aurat.
Sebelum ia benar-benar mewujudkan niatnya yang sudah Istiqomah,ia terlebih dahulu meminta restu pada keluarganya, tapi, keingin Fira membuat kedua orang tuanya yang telah lama berpisah sempat beradu pendapat, ayahnya sangat menentang niat Fira untuk bercadar sedangkan ibunya sangat menyetujui niat anak ke duanya itu.
Ayahnya adalah tipekal orang yang sangat tegas sehingga membuat fira sedikit susah untuk menjelaskan kembali soal hukum bercadar pada ayahnya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk melaksanakan sholat Istikhara (Sholat meminta petunjuk), malam itu ia diberi sebuah petunjuk melalui mimpi oleh Allah Swt. "malam itu permohonan saya meminta petunjuk pada Allah terjawab, dalam mimpi tampak saya dan ayah saya yang sedang beradu pedang di tanah yang sangat gersang, awalnya saya hampir saja kalah, tapi tiba-tiba saja saya mendapatkan sebuah kekuatan hingga bisa menjatuhkan pedang milik ayah saya” tutur fira kembali bernostalgia.
Tepat satu minggu setelah fira mendapatkan petunjuk dari Allah Swt. Ayahnya pergi mengunjunginya di Asrama dengan mengatakan bahwa ayahnya telah menyetujui niat berhijrah fira dengan satu kesepakatan, yaitu tetaplah Istiqomah, hingga akhirnya ia benar-benar mewujudkan niat berhijrahnya tepat hari ke enam bulan Ramadhan 2016 dengan iringan
بسم الله رحمن ر حيم